Minggu, 20 April 2014

Yuuuuuuk.. Pindah ke Gas yuuuuk


Indonesia merupakan salah satu negara pengekspor gas terbesar di dunia. Ada beberapa tempat penghasil gas alam di Indonesia, seperti LNG Arun di Aceh, LNG Badak di Bontang, dan LNG Tangguh (yang terbesar yang dimiliki Indonesia) di Papua. Hampir seluruh penghasilan dari kilang - kilang LPG di Indonesia di ekspor keluar negeri, seperti ke Jepang, China, dan Korea. Cadangan gas di Indonesia masih cukup banyak, pemerintah dulu melakukan kebijakan untuk mengekspornya karena pada waktu itu kebutuhan gas di Indonesia masih sedikit, masih tergantung dengan minyak tanah, sedangkan untuk melakukan bisnis pengolahan gas (kilang gas) akan lebih sesuai jika pembelinya sudah ada. Hal ini dilakukan karena untuk menyimpan gas sangat sulit, sehingga gas harus secepatnya didistribusikan. Tidak seperti bisnis minyak bumi, dimana minyak bumi dapat disimpan atau ditimbun untuk waktu tertentu. Bahkan negara - negara maju seperi Amerika, Jepang, memilih untuk menimnbun minyak bumi sebagai sumber cadangan energi.

Kondisi masyarakat Indonesia saat ini masi sangat bergantung dengan subsidi BBM. Seperti yang sudah penulis jelaskan pada tulisan sebelumnya, dimana subsidi BBM sudah seharusnya di-stop untuk mengurangi ketergantungan rakyat Indonesia akan BBM. Memang saat ini, Bahan Bakar Gas sudah digunakan untuk beberapa transportasi umum di Jakarta, seperti Busway, Taksi, dan Bajaj. Kebijakan Pemerintah Indonesia yang kurang jelas akan Bahan Bakar Gas ini yang membuat tidak jelas penggunaannya di masyarakat. 

Misalnya di Korea Selatan, negara ini merupakan negara pengimpor gas terbesar di dunia. Kebijakan pemerintah Korea Selatan untuk menggunakan gas sebagai sumber energi utama negara tersebut dan mengalihkan minyak bumi sebagai sumber energi cadangan. Mulai dari taxi hingga rumah tangga sudah menggunakan LPG (Liquefied Petroleum Gas) dan khusus untuk bus menggunakan CNG (Compressed Natural Gas). Korea Selatan bisa mengalihkan penggunaan BBM ke BBG karena kejelasan kebijakan pemerintah, dan didukung oleh produsen mobil lokal, seperti Hyundai dan KIA, yang langsung bisa menggunakan gas.

(Salah satu pengisian Stasiun Bahan Bakar LPG di Korea Selatan)

Ada beberapa pemikiran penulis mengenai hal ini :
1. Akan lebih baik pemerintah mengeluarkan suatu kebijakan dan peraturan baru dimana untuk seluruh produsen mobil di Indonesia mewajibkan untuk menggunakan 2 jenis bahan bakar, yaitu BBM dan BBG. Di  saat yang bersamaan pemerintah mulai membangun infrastruktur Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas. Pelan tapi pasti, kita harus mulai beralih untuk meninggalkan BBM dan beralih ke BBG. 
2. Membatasi penggunaan BBM bersubsidi dengan RFID (Radio Frequency Identification) secepatnya, sehingga masyarakat mulai beralih dari BBM bersubsidi ke BBM khusus. Perlahan masyarakat akan menyadari karena BBM khusus harganya cukup mahal dan mulai beralih ke BBG dengan memasang alat konverter.
3. Mensosialisasikan melalui media televisi, internet, sosial media, radio, dan sebagainya mengenai keuntungan menggunakan BBG dibanding BBM, seperti perbandingan jarak liter/KM yang didapat dari kedua jenis bahan bakar ini, bagaimana hasil gas buangnya, atau selisih biaya yang dikeluarkan dari kedua jenis bahan bakar ini.
4. Mewajibkan seluruh produsen mobil untuk menjual alat konverter kit, sehingga memudahkan pengguna kendaraan bermotor produsen tersebut untuk memasang alat konverter tersebut.

Saat ini sudah ada 16 buah SPG yang dikelola oleh swasta, PT. Pertamina dan PT. PGN, dan harapan dari Gubernur DKI Bapak Joko Widodo untuk menambah jumlah SPBU ini menjadi 45 buah pada tahun depan. 
(Salah Satu SPBG Pertamina di Jakarta)

Mulai lah dari sendiri untuk berubah, jika diri sendiri belum berubah sulit untuk mengajak orang lain untuk berubah. Mari pelan - pelan membatasi penggunaan subsidi BBM dengan mencampurnya dengan BBM khusus, atau dengan memasang konverter kit untuk mensubstitusi penggunaan BBM. Harapan penulis, pemerintah yang akan datang berani untuk mengambil kebijakan yang kongrit dan jelas mengenai energi di Indonesia. Sehingga, subsidi yang ditanggung negara in dapat diminimalisir dan dapat dialihkan untuk membiayai maysarakat dalam dunia kesehatan ataupun pendidikan. Tidak habis begitu saja untuk dibakar alias subsidi BBM!  

Bagi yang ingin tahu lebih banyak mengenai konverter kit dapat mengunjungi website autogasindonesia.com. Website ini akan memberikan gambaran mengenai penggunaan konverter kit dan biaya mengenai pemasangan konverter kit.

Sumber :

http://autogasindonesia.com/new/
http://konversigas.com/
http://www.merdeka.com/jakarta/jokowi-tagih-janji-pertamina-dan-pgn-bangun-45-spbg-di-jakarta.html


1 komentar:


  1. Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.

    Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

    Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.

    Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

    Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut

    BalasHapus